Jakarta, 6 Desember 2024 – Hutan, sebagai penopang utama kehidupan di Bumi,
terus menghadapi ancaman deforestasi yang merusak ekosistem dan mempercepat
laju perubahan iklim. Laporan Forest Trends mengungkapkan bahwa hampir 60%
deforestasi hutan tropis pada 2013-2019 dipicu oleh ekspansi pertanian
komersial. Amerika Latin, yang bertanggung jawab atas 44% deforestasi tropis
global, menghadapi tekanan
untuk menyelaraskan rantai pasokan dengan standar bebas deforestasi demi
mempertahankan akses ke pasar Uni Eropa. Brasil, yang kehilangan 1,7 juta hektar hutan setiap tahun, menjadi penyumbang sepertiga deforestasi tropis
global, sehingga berada di pusat upaya keberlanjutan dunia.
Untuk mengatasi kekhawatiran deforestasi global,
Uni Eropa berlakukan Regulasi Deforestasi Uni Eropa (EUDR) di bawah kerangka
Green Deal, yang bertujuan menghilangkan produk terafiliasi deforestasi dari edaran
pasar. Meskipun tenggat waktu EUDR ditunda hingga 2025 untuk perusahaan besar
dan 2026 untuk UKM, bisnis Amerika Latin harus segera memenuhi standar ketat tersebut
guna melindungi ekspor komoditas penting seperti kedelai, kopi, kakao, daging
sapi, dan karet guna memastikan kelanjutan hubungan dagang dengan Uni Eropa.
Amerika Latin memegang peran penting dalam impor pangan
Uni Eropa. Pada 2023, nilai ekspor kopi Brasil mencapai $7,35 miliar, diikuti
oleh Kolombia sebesar $2,9 miliar. Peru, yang dikenal dengan kakao premium, mengekspor biji kakao senilai $102,12 juta ke Eropa. Besarnya volume perdagangan tersebut
sebesar tekanan yang dihadapi negara-negara Amerika Latin untuk memenuhi
persyaratan EUDR sekaligus mempertahankan perannya sebagai pemasok utama bagi
Uni Eropa.
Bagi bisnis di Amerika Latin, perubahan regulasi
ini membawa tantangan besar. Kurangnya transparansi dan ketertelusuran dalam
rantai pasokan menjadi hambatan utama. Tanpa kepatuhan yang memadai, eksportir hadapi
risiko kehilangan akses pasar Uni Eropa, sanksi finansial, dan potensi
kerusakan reputasi, yang mengancam pendapatan ekspor hingga miliaran. Bagi
banyak produsen Amerika Latin, termasuk koperasi dan UKM, mematuhi EUDR bukan
hanya kewajiban lingkungan tetapi juga kebutuhan bisnis yang mendesak.
Dalam webinar KOLTIVA baru-baru ini, Beyond Traceability Talks,
CEO dan Co-Founder, Manfred Borer menyoroti hambatan yang dihadapi bisnis
Amerika Latin. “Keterbatasan infrastruktur, hambatan teknologi, dan tingginya
biaya kepatuhan membuat banyak eksportir Amerika Latin, seperti koperasi dan
UKM, kesulitan menyediakan data yang dapat diverifikasi tentang asal produk,”
ujarnya. “Keseimbangan strategis antara kelayakan ekonomi dan tanggung jawab
lingkungan sangat penting.”
Salah satu hambatan utama adalah kurangnya transparansi rantai pasokan
yang mapan. Banyak bisnis masih mengandalkan metode pengumpulan data yang tidak
konsisten dan tidak lengkap, sehingga persulit kepatuhan terhadap EUDR.
Kompleksitas penilaian risiko dan Pernyataan Uji Tuntas (Due Diligence
Statements/DDS) semakin memperumit proses, terutama bagi UKM yang kekurangan
sumber daya dan keahlian untuk memenuhi persyaratan ketat ini secara mandiri.
Untuk membantu mengatasi tantangan ini, Silvan Ziegler, Senior Head of
Markets Latin America di KOLTIVA, menjelaskan, “Di KOLTIVA, kami bekerja erat
dengan klien yang berkomitmen untuk menerapkan solusi berkelanjutan, bahkan
ketika mereka mendanainya secara mandiri. Bagi perusahaan kecil dan koperasi, kami
menyesuaikan biaya dan bekerja sama dengan organisasi internasional untuk
mendukung pembentukan sistem berkelanjutan. Pendekatan yang disesuaikan ini pastikan
bahwa bisnis dari semua ukuran dapat menerapkan langkah-langkah yang diperlukan
untuk tetap patuh dengan regulasi dan berkelanjutan.”
Solusi inovatif KOLTIVA—KoltiTrace,
KoltiSkills, dan KoltiVerify—pastikan kepatuhan menyeluruh terhadap
persyaratan Uni Eropa. Solusi ini memungkinkan bisnis mencapai transparansi dan
keberlanjutan rantai pasokan, sekaligus menyediakan dasbor EUDR Compliance
Dashboards untuk memberikan gambaran terkait kepatuhan mereka terhadap EUDR.
Dasbor ini memberikan informasi penting seperti total hektar produsen yang
tidak patuh di area deforestasi dan jumlah plot yang tidak patuh. Dengan memanfaatkan
data real-time yang didapat dari para pengguna dan agenn lapangan,
perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih baik dan terinformasi untuk meningkatkan
upaya untuk penuhi kepatuhan regulasi.
Selain itu, Supply Chain Linkage Dashboard menyediakan analisis
mendalam tentang data kepatuhan produsen, mencakup metrik seperti status
deforestasi, lahan yang disetujui untuk pertanian, pelanggaran legalitas
spasial, hingga data kepatuhan individu. Dengan pendekatan terperinci ini,
bisnis dapat mengidentifikasi produsen yang tidak patuh dan menyelidiki kasus
spesifik menggunakan data nama dan polygon produsen.
Transaction Traceability EUDR Dashboard memungkinkan pengguna untuk melacak berbagai metrik kepatuhan terkait
transaksi, seperti total transaksi, jumlah produsen, hingga hasil produksi (dalam
kilogram) dari produsen yang patuh terhadap EUDR.
Pelajari lebih lanjut strategi untuk capai
kepatuhan dan dorong praktik pertanian berkelanjutan di Amerika Latin. Tonton
webinar on-demand melalui tautan https://www.koltiva.com/beyondtraceability-talks.
Artikel ini juga tayang di VRITIMES